Renungan Hati

Cara Mendapat Keberkahan

STAIN UNIVERSITY – Dalam surat al-A’raf ayat 96, Allah berfirman: “Jikalau sekiranya penduduk kampung beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka “berkah” dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat (Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

Dari ayat di atas terlihat bahwa “keberkahan (kebaikan)” dari Allah Swt itu tidak diterima begitu saja oleh manusia. Ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh manusia untuk mendapatkannya. Pada ayat tersebut, Allah mengaitkan pemberian-Nya (“berkah”) dengan keimanan dan ketaqwaan. Kebaikan itu dapat muncul dari langit dan dari bumi. Menurut Ahmad Mushthafa al-Maraghi, penulis Tafsir al-Maraghi, “berkah” dari langit mencakup pengetahuan yang diberikan Tuhan dan ilham (bimbingan)-Nya dan dapat pula berarti hujan dan semacamnya yang mengakibatkan kesuburan dan kemakmuran tanah. Sedangkan “berkah” dari bumi adalah tumbuhnya tanaman setelah turunnya hujan dari langit. Lebih lengkapnya, al-Maraghi menafsirkan bahwa seandainya penduduk suatu negara beriman kepada apa-apa yang dibawa oleh Rasul Allah, misalnya mentauhidkan-Nya, dan menjauhkan diri dari kemusyrikan dan tidak membuat kerusakan di bumi, maka Allah akan memberikan kebaikan (“berkah“). “Berkah” itu berupa turunnya hujan dari langit yang menyuburkan tanah. Akibatnya, makmurlah kehidupan penghuni bumi.

Berkah lain adalah berupa ilmu pengetahuan dan pemahaman terhadap sunatullah (hukum alam). Tegasnya, menurut al-Maraghi, bila penduduk negeri beriman dan bertaqwa, Allah akan memperluas kebaikan kepada mereka dalam segala segi. Tegasnya, iman dan taqwa menjadi syarat utama mendapatkan keberkahan dari Allah Swt.

Kalau sekiranya ini sudah dilakukan maka akan tercapai apa yang dikatakan Allah dalam Qur’an :“Dan Kami turunkan dari langit air yang diberkahi (banyak membawa kemanfaatan), lalu Kami tumbuhkan dengan air itu taman-taman dan biji-biji tanaman yang diketam. Dan pohon kurma yang tingi-tinggi yang memiliki mayang yang bersusun-susun, untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Demikianlah terjadinya kebangkitan.” (QS. Qaaf: 9-11).

Dalam ayat ini, memang hanya menggambarkan tanaman dan buah-buahan yang subur saja, namun ini hanyalah mewakili jenis kemakmuran. Dengan demikian akan punya makna mencakup seluruh profesi yang dijalani manusia dalam beraktivitas sehari-hari.

Dengan demikian, tidak akan mendapat berkah orang-orang durhaka atau yang mendustakan kebenaran Islam. Pada akhirnya orang-orang ini akan mendapat siksaan dari Allah berupa kehidupan yang  sempit, dan selalu berada dalam ketakutan dan kegundahan, walaupun dia memiliki seluruh fasilitas ketenangan dan berbagai macam kelengakapan dunyawiyah. Inilah yang Allah katakan : “Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta“.

Akhirnya, mari kita isi kehidupan ini dengan ucapan dan perbuatan yang baik, bersadarkan keimanan dan ketaqwaan kita, agar seluruh kehidupan kita mendapat berkah dari Allah Swt. Amin.

Artikel Renungan Hati Lainnya : staincurup.ac.id

Back to top button
error: Content is protected !!